Hari yang gue tunggu selama 5 tahun 2 bulan masa studi di salah satu kampus ternama
Semarang akhirnya datang juga yaitu hari wisuda yang bertepatan pada 3 minggu
sebelum keberangkatan ke Bali. Setelah wisuda dan semua urusan kampus
terselesaikan, gue memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Depok, Jawa
Barat. Pertama kali sampe Depok gue kepikiran “rencana liburan ke Bali bisa
direalisasikan ga ya? Sementara kurang lebih 3 minggu sebelum keberangkatan ATM
sisa saldo cuma 150rb.” Tetapi gue coba praktekan omongan salah satu sahabat
traveller gue Julius Prabowo, menurut dia “Yang penting niat dulu sama mesen
tiket dulu, soal duit nanti juga ada.” oke omongan doi emang bener juga dan
dengan segala usaha akhirnya gue bisa mengumpulkan uang untuk berlibur ke Bali.
Berkaitan
dengan euforia
mendapatkan gelar sarjana, gue memutuskan untuk melakukan perjalanan backpacker ke Bali melalui jalur darat. Rencana ini sudah dipersiapkan sebelum
menjelang hari wisuda tepatnya pada akhir Januari 2018. Langkah awal yang gue
lakuin adalah mesen tiket terlebih dulu untuk keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan - Banyuwangi Baru 17 Februari 2018 dan memesan penginapan 2 malam di Bali untuk
18-19 Februari 2018. Ohiya, untuk perjalanan
ke Banyuwangi
Baru dari Lempuyangan, kalian
bisa menggunakan kereta Sri Tanjung dengan jadwal keberangkatan pukul 07.00 WIB
dan sampai Banyuwangi sekitar pukul
21.00 WIB dengan harga Rp94.000. Selain itu, untuk penginapan kalian bisa
memesan di berbagai
aplikasi booking hotel seperti traveloka, pegipegi, trivago, dan lain-lain.
Untuk harga juga bisa disesuaikan dengan isi kantong, mulai dari Rp75.000/malam
– Rp10.000.000/malam, kalo gue milih yang harga Rp150.000/malam dengan
fasilitas kolam renang, ac, wifi, dan lokasi yang dekat dengan Tugu Bom Bali.
Day
1, 16 Februari 2018.
(Sumber: aadsweb.wordpress.com)
Gue
memulai awal perjalanan pada Jumat malam pukul 19.00 WIB dari rumah. Awal
perjalanan gue mesen Gojek dari rumah ke Stasuin Depok Baru dengan ongkos
Rp8.000. Sesampainya di Stasiun Depok Baru, Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan
Depok – Jakarta Kota kurang lebih tiba pukul 19.20 WIB. Saat di KRL, gue
memutuskan untuk turun di Stasiun Gondangdia karena jaraknya yang lebih dekat
dari Stasiun Pasar Senen. Pukul 20.20 gue tiba di Stasiun Gondangdia dengan
ongkos KRL Rp3.000. Sesampainya di Stasiun Gondangdia, gue mutuskan untuk
berjalan ke arah KALOG untuk memesan Gojek menuju Stasiun Pasar Senen dengan
ongkos GRATIS karena ada promo wkwkwkw (biasanya ongkosnya Rp8.000-Rp6.000).
Ngga begitu lama gue nunggu
di Stasiun Pasar Senen karena pukul 21.45 WIB Kereta Bogowonto siap
diberangkatkan. Kereta Bogowonto merupakan kereta ekonomi rute Pasar Senen –
Lempuyangan dengan harga Rp.220.000.
Sebenernya gue rada nyesel harus ngeluarin duit segitu untuk kereta ekonomi.
Tapi waktu gue mesen tiket, gue ngga
dapet pilihan lagi selain tiket
tersebut, karena tiket Kereta Bogowonto termurah (Rp135.000) untuk tanggal tersebut
sudah habis terjual. Tapi tenang buat kalian yang ingin start backpackeran dari
Jakarta ke Yogyakarta atau ke Bali, kalian bisa membeli tiket kereta ekonomi
dengan harga paling murah Rp.74.000/orang untuk Kereta Bengawan yang berangkat
dari Stasiun Pasar Senen pukul 11.20 WIB – Stasiun Lempuyangan Yogyakarta pukul
19.42 WIB (Jika kalian ingin bermalam di Yogyakarta kereta tersebut recommended).
Day
2, 17 Februari
2018.
Perjalanan
yang gue tempuh dari Jakarta ke Yogyakarta kurang lebih memakan waktu 8 jam perjalanan. Sesampainya
di Stasiun Lempuyangan pukul 06.00 WIB, gue keluar stasiun dulu untuk
santai-santai dan rebaan. Tepat pukul 06.50 WIB, gue langsung sambung Kereta
Sri Tanjung yang berangkat pukul 07.00 WIB sampai Stasiun Banyuwangi Baru
kurang lebih pukul 21.00 WIB. Dalam hati, ini pengalaman pertama gue 24 jam
naik kereta ekonomi. Emang sih ngebosenin banget 24 jam di kereta ekonomi tapi
jangan kwatir setidaknya sekarang seluruh kereta ekonomi sudah dilengkapi
dengan fasilitas charger dan AC. Ohiya gue saranin kalo kalian naik Kereta Sri
Tanjung lebih baik milih kursi di gerbong paling belakang karena lebih banyak kursi kosong dan kalian bisa tidur sambil rebaan.
Pukul
21.00 WIB gue sampe di Stasiun Banyuwangi Baru. Gue kira stasiunya rame
ternyata sepi banget tapi gue cuek aja sih hahaha. Setelah sampai di Stasiun
Banyuwangi Baru gue mutuskan untuk berjalan ke arah Indomaret yang berada tidak
jauh dari stasiun. Setelah dari Indomaret, gue disamperin calo-calo penginapan
di sekitar Stasiun Banyuwangi Baru. Mereka menawarkan harga bervariasi mulai Rp 75.000 (kipas
angin)/malam – Rp 110.000 (AC)/malam. Berhubung badan rasanya pengen banget rebaan, gue memutuskan untuk
menyewa kamar dengan harga Rp 80.000/malam dengan fasitias kipas angin dan
kamar mandi dalam.
Catatan: Jangan kwatir sulit mendapatkan penginapan
karena sepanjangan jalan dari Stasiun Banyuwangi Baru menuju Indomaret terdekat
ada beberapa penginapan murah. Penginepan murah tersebut juga sering dipakai
oleh backpacker untuk transit sebelum ke Bali.
Day
3, 18 Februari
2018.
Pukul
07.00 WIB gue udah bangun dan siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Bali.
Setelah sarapan dan mandi, pukul
8.30 WIB gue memutuskan untuk mencari bus yang akan menuju ke Denpasar tepatnya ke Terminal Mengwi. Untuk mencari bus ada
beberapa alternatif
tempat
nunggu. Pertama,
kalian bisa nunggu di depan Indomaret dekat stasiun. Kedua, kalian bisa nunggu di dalam
pelabuhan. Tapi gue sangat TIDAK menyarankan jika kalian mencari bus persis di depan pintu masuk Pelabuhan Ketapang karena akan banyak calo yang
memaksa kalian, bahkan gue pernah diusir sama calo pas gue numpang duduk di deket mangkal doi gara-gara gue nolak tawaran calo tersebut. Harga tiket yang
ditawarkan oleh calo bervariasi
mulai dari Rp 70.000-Rp 130.000 dan harga wajar untuk tiket bus adalah Rp45.000-Rp50.000/orang.
Gue sangat menyarankan kalian buat
nyari bus di dalam Perlabuhan Ketapang yang buka 24 jam karena ngga akan ada calo disana. Tiket penyebrangan Pelabuhan
Ketapang – Pelabuhan Gilimanuk Rp 6.500/orang.
Gue memilih alternatif nunggu bus yang kedua, yaitu
mencari bus di dalam pelabuhan karena gue nunggu di depan
Indomaret cukup lama kurang lebih sejam, itupun busnya tidak kunjung datang. Gue masuk kedalam pelabuhan dengan
berjalan kaki dari Indomaret ke arah kiri dan setelah jembatan belok kiri (deket atm BNI).
Sesampainya di dalam pelabuhan, gue langsung naik kapal yang sedang bersandar.
Tidak lama setelah gue naik, kapal
tersebut akhirnya berlayar.
Berhubung gue belum dapet bus menuju Denpasar. Gue memutuskan untuk mencari bus
di parkiran kapal. Supir bus tujuan Semarang – Denpasar itu memberi penawaran tiket seharga Rp.60.000 dengan
tujuan langsung ke Kuta. Tanpa pikir panjang gue langsung meng “iyakan” karena
diantar langsung ke Kuta dan tidak ke Terminal Mengwi. Perjalanan kapal Pelabuhan
Ketapang – Gilimanuk ditempuh tidak sampai satu jam. Setelah kapal bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, saya bersama
bus tumpangan segera menuju Kuta dengan jarak tempuh kurang lebih 3.5jam.
Suasana Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Awalnya
gue senang karena murah sekali bus yang di tumpangin Rp.60.000/orang bisa
sampai Kuta langsung. Akan tetapi, bus yang gue tumpangin memakan banyak waktu
diperjalanan. Bayangkan saja perkiraan gue pukul 14.30 WITA sudah sampai Kuta dan ternyata
baru sampai Kuta pukul 16.30 WITA. Gue diajak muter-muter oleh bus yang gue
tumpangin karena mereka harus menurunkan penumpang satu persatu dan itu memakan banyak waktu.
Cukup bete sih memang seharian waktu habis hanya di bus, segala rencana yang
sudah diagendakan pada tanggal tersebut tidak bisa dijalankan. Namun, gue coba
membuat suasana agar
liburan ini tetap menyenangkan. Sesampainya di Central Parkir Kuta, gue langsung
menemui abang-abang persewaan
motor yang sudah dikabarin saat di Banyuwangi. Untuk sewa motor harga yang
ditawarkan Rp.60.000/hari dari jam 8 pagi dengan fasilitas jas ujan, helm 2,
dan motor bisa diantar ke tempat penginapan.
Setelah
urusan sewa menyewa motor selesai, gue segera ke penginapan untuk check-in dan naruh barang kemudian langsung
keluar lagi untuk menikmati
sunset. Tujuan pertama gue
adalah Pantai Double Six. Jika kalian
ingin menikmati sunset dengan duduk dibangku-bangku yang ada di sana kalian
bisa memesan makanan/minuman agar bisa duduk dan menikmati sunset. Akan tetapi lebih bagus lagi kalo kalian membawa alas
sendiri untuk duduk juga bisa menikmati sunset. Setelah
menikmati Sunset di Pantai Double Six, gue berkeliling-keliling di Kuta untuk
mencari makan dan menikmati suasana kota.
Pantai Double Six
Nasi Jinggo
(Sumber
foto: www.perutgendut.com)
Gue punya rekomendasi makanan yang bisa kalian beli, yaitu Nasi Jinggo. Nasi dengan harga Rp5.000/bungkus
biasanya dijual pagi hari pukul 06.00 WITA
dan malam hari. Nasi Jinggo sendiri
sebenernya sama kaya Nasi Kucing di daerah Jawa Tengah/Yogyakarta tetapi porsi
yang ditawarkan Nasi Jinggo lebih banyak dan terasa kenyang dibandingkan Nasi
Kucingan. Di daerah Banyuwangi tepatnya di depan Indomaret dan depan Stasiun
pada pagi dan malam hari biasanya banyak menjual Nasi Jinggo tapi harganya
Rp.6-7.000/bungkus. Ohiya untuk rekomendasi
Nasi Jinggo yang enak itu ada di samping Pantai Kuta deket Kantor Polisi.
Setelah urusan perut selesai, gue memutuskan untuk beristirahat karena besok pagi akan melanjutkan destinasi selanjutnya.
Day
4, 19 Februari
2018
“Bangun
pagi ku terus cari Nasi Jinggo!” mungkin itu ungkapan yang tepat memulai
aktifitas di pagi hari. Sekitar pukul 07.00 WITA gue udah ke kawasan Pantai
Kuta dan mencari Nasi Jinggo. Meskipun di daerah Pantai Kuta sulit menemukan penjual
Nasi Jinggo tapi akhirnya gue berhasil menemukan Nasi Jinggo. Berhubung gue
nyarinya sampe Pantai Kuta, sangat disayangkan jika ga jalan-jalan di Pantai
Kuta. Oke gue memutuskan untuk berjalan-jalan di Pantai Kuta sambil ngeliatin
pantai dan ngeliatin bule jogging. Engga kerasa sudah 2 jam gue bengong-bengong
di Pantai Kuta. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke penginapan buat makan
dan mandi.
Pukul
11.00 WITA perjalanan kembali gue lanjutkan dengan tujuan Pantai Pandawa. Waktu
tempuh dari penginapan ke Pantai Pandawa kurang lebih 45 menit dengan motor
tapi ngga
tau kalo menggunakan mobil mungkin bisa lebih karena sedang ada proyek
pembangunan underpass di
daerah Bandara Ngurah Rai yang menyebabkan kemacetan cukup panjang. Masuk kawasan Pantai Pandawa kami harus membayar tiket, seinget
gue Rp 18.000 untuk 2 orang dan 1 motor.
Sesampainya
di Pantai Pandawa gue sedikit norak
sih karena emang keren pantainya wkwkwk. Baru tiba disana gue langsung parkirin
motor deket tugu Garuda dan bikin video untuk di update. Tidak begitu lama gue
nora-nora deket tugu Garuda, gue langsung turun lagi untuk menuju pantainya
jaraknya ga terlalu jauh paling 5 menit sampe tapi tetep pake motor yah kalo
jalan kaki cape juga.
Setelah
utusan parkir memarkir motor selelsai, gue langsung aja cus jalan-jalan di
sekitar Pantai Pandawa. Saran buat kalian kalo kalian punya uang lebih mungkin
kalian bisa nyewa bangku santai
dibawah payung yang biasa dipake berjemur yang banyak disediakan
di sekitar Pantai Pandawa dengan harga sewa Rp 50.000 untuk 2 orang, tapi dengan waktu terbatas, kurang
lebih 2 jam dan harga tersebut juga belum termasuk makanan. Tapi tenang buat
paket irit kalian bisa duduk-duduk di kursi depan warung, meskipun ngga bisa rebaan tapi gapapa lah
setidaknya bisa duduk-duduk santai dan ngga
ada batas waktu, asalkan kalian beli makanan/minuman. Kalo gue sih milih yang
duduk dibangku karena lebih irit wkwkw. Ohiya untuk harga minuman di warung
bibir Pantai Pandawa harganya rata-rata Rp. 10.000 kecuali beer lebih mahal.
Tapi tenang kalo mau lebih irit lagi kalian bisa bawa alas duduk buat di pantai
dan beli makanan minumannya di Indomaret ketika belum memasuki kawasan Pantai
Pandawa.
Minuman Rp10.000 di Pantai Pandawa
Deretan bangku santai di Pantai Pandawa.
Daya tarik Pantai Pandawa.
Setelah
puas kurang lebih 3 jam main-main di Pantai Pandawa, tepat pukul 15.30 WITA gue
melanjutkan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK). Ga jauh ko jaraknya
antara Pantai Pandawa dan GWK kurang lebih 15 menit. Untuk tiket GWK
Rp.70.000/orang sudah termasuk semua pementasan yang ada disana seperti
Balinese Dance, Garuda Wisnu Ballet, Barong Keris Dance, Kecak Garuda Wisnu,
dan masih banyak lagi. Berhubung gue
dateng
sore, gue hanya bisa menyaksikan Kecak Garuda Wisnu. Selain kalian bisa
menyaksikan Kecak Garuda Wisnu, kalian juga bisa berfoto-foto di area taman di
GWK. Banyak tempat-tempat bagus yang bisa dijadikan objek foto dan banyak taman
yang digunakan untuk kita bersantai sambil membaca buku. Ohiya untuk pementasan
kecak dimulai pukul 18.30-19.30 WITA.
Garuda Wisnu
Kencana
Tebing di kawasan GWK
Kecak di Garuda Wisnu Kencana.
Setelah
seru menyaksikan tari kecak, gue langsung menuju ke pusat oleh-oleh Krisna Oleh-Oleh
Bali yang berada searah pulang menuju penginapan di daerah Kuta. Untuk kalian
mau beli oleh-oleh disini cukup recommended
karena harganya terjangkau. Seperti kaos mulai dari Rp20.000 - Rp50.000, kain Bali seingat gue harganya Rp20.000
- Rp80.000, Pie Susu
sekitar Rp18.000 – Rp20.000an, kopi
Bali mulai dari Rp9.000 – Rp80.000an, dan oleh-oleh lainnya. Setelah puas
muter-muter Krisna Oleh-Oleh Bali, Pukul 21.45 WITA gue kembali ke penginapan dan tidak lupa beli Nasi Jinggo
untuk makan malam
di penginapan.
Day
5, 20 Februari 2018
Berhubung
check-out penginapan
pukul 12.00 WITA, pagi harinya gue memutuskan untuk pergi kesalah satu cafe
yang bernama Nook di daerah Badung,
Bali. Tempat ini cocok untuk kalian yang suka foto ala-ala karena cafe ini
menawarkan suasana desa yang dikelilingi
oleh sawah dan pernak-pernik cafe berwarna putih. Tidak begitu lama gue berada
di Nook karena harus ngejar pengembalian pengembalian motor. Pukul 09.50 WITA
gue udah di penginapan lagi untuk packing pulang ke Depok.
Gue
Check-out penginapan pukul 12.30 WITA. Perjalanan pulang, gue tetep menggunakan
jalur darat tapi tenang untuk perjalanan pulang ada tips dan trik untuk
berhemat hehe. Berhubung di daerah Legian sulit mencari kendaraan umum, gue
memutuskan untuk memesan Gocar dari Tugu Bom Bali (dekat Sky Garden) ke
Terminal Ubung. Jadi gini, buat kalian yang ingin ke Gilimanuk dan Banyuwangi
bisa ko lewat Terminal Ubung dan lebih murah. Sebisa mungkin perjalanan pulang
kalian jangan lewat Terminal Mengwi. Menurut warga sekitar, jika kita naik bus
dari Terminal Mengwi menuju ke Gilimanuk dengan menggunakan bus tujuan
Surabaya, Jember, dan lainnya harga tiket bus yang ditawarkan cukup mahal
karena mereka langsung mematok harga menuju tujuan akhir. Tetapi untuk kalian
yang tujuannya hanya sampai Gilimanuk dan Banyuwangi kalian bisa naik dari
Terminal Ubung karena di terminal
ini menyediakan angkutan antar kota dan tidak ada antar provinsi seperti di
Mengwi. Untuk tiket bus ekonomi yang ditawarkan dari Terminal Ubung ke
Gilimanuk cukup murah Rp35.000/orang dan JANGAN BELI DI CALO. Kurang lebih gue
nunggu di Terminal ubung 30 menit dan pukul 14.00 WITA bus yang gue tumpangin
berangkat menuju Gilimanuk. Ohiya perjalanan dari Terminal Ubung – Gilimanuk
kurang lebih menempuh waktu 3.5 jam.
Bus Terminal Ubung - Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah
sampe Gilimanuk, gue langsung membeli tiket untuk nyebrang dengan harga yang
masih sama. Pukul 18.20 WIB gue udah sampe di Banyuwangi dan langsung berjalan
ke arah stasiun. Berhubung Kereta Sri Tanjung – Lempuyangan baru ada besok pagi
jam 06.30 WIB, gue memutuskan untuk menginap di Banyuwangi. Niatnya pengen
tidur di emperan stasiun tapi berhubung kemarin pas gue berangkat
malemnya hujan, gue memutuskan untuk sewa penginapan seharga Rp. 70.000 dengan
fasilitas kipas dan kamar mandi luar.
Tips: Setelah kalian memasuki Terminal
Ubung kalian akan disambut oleh para calon. Untuk menangani calo-calo tersebut
kalian cukup diam saja dan terus jalan ke arah ruang tunggu penumpang. Biasanya
kalo ada yang nawarin tiket di ruang tunggu itu adalah kernet bus tp jangan
lupa ditanya harganya soalnya untuk bus ekonomi harganya Rp 35.000/orang. Jika
masih ragu antara kernet dan calo, kalian bisa langsung naik di dalem busnya
dan tunggu ditagihin oleh kernetnya langsung. Tapi jika bosen nunggu di dalam bus
dan bisa terhindar dari calo, kalian bisa berjalan kaki ke arah pintu keluar
Terminal Ubung lalu menunggu bus tujuan Gilimanuk di depan Hotel Suar Mas.
Ohiya untuk bus terakhir
tujuan Gilimanuk maksimal berangkat jam 19.00 WITA dari Terminal Ubung.
Day
6, 7, 8, dan 9. 21-24 Februari 2018.
21
Februari 2018 pukul 06.30 WIB, gue sudah di dalam kereta Sri Tanjung lagi menuju ke
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Kali ini perjalanan gue tidak begitu melelahkan
dibandingkan perjalanan saat keberangkatan, kalian tau kenapa tidak melelahkan? Karena
gue perjalanan kali ini merupakan weekday, jadi kereta
yang gue tumpangi sepi, otomatis banyak bangku penumpang yang kosong sehingga gue
bisa tidur rebaan dan ga kerasa udah sampe aja di Stasiun Lempuyangan wkwk.
Saran gue, jika kalian mesen Sri Tanjung kalian bisa pesen gerbong belakang
karena banyak bangku yang kosong. Jika tiket kalian tidak bisa diubah lagi
nomer kursinya, kalian bisa liat di aplikasi KAI Access untuk melihat kursi
yang kosong.
Sesampainya gue di Stasiun
Lempuyangan sekitar pukul 20.00 WIB, gue langsung dijemput oleh temen gue yang
kebetulan tinggal di Yogyakarta. Gue sengaja transit dulu di Yogyakarta karena
paginya gue mau langsung naik bus ke Semarang untuk mengurus urusan kampus.
Ohiya untuk kalian yang ingin ke Semarang, kalian bisa menggunakan bus dari Terminal
Jombor dengan harga Rp45.000/ orang dengan jarak tempuh 3-4 jam dan bisa turun di terminal bayangan
Sukun. 22-24 Februari 2018 gue berada di Semarang sekedar nostalgia nikmatin
burjo dan ketemu kawan-kawan. 24 Februari 2018 pukul 13.00 WIB, gue melanjutkan
perjalanan lagi untuk ke Depok. Gue menggunakan Kereta Tawang Jaya yang recommended buat kalian. Gue bilang kereta
itu rekomended karena dengan tiket Rp120.000/orang kalian bisa tidur sambil
rebaan di kereta tapi inget
pesennya di gerbong belakang yah hehehe.
Rincian
dana perorang backpacker ke Bali 2018.
Sebelum
ngerincin dana, gue mau terimakasih dulu buat Hendru dan Nathan yang udah mau
menampung gue di Yogyakarta. Terimakasih juga untuk Srie Adimas DP yang udah
mau nampung 2 malem di Semarang. Terimakasih juga buat Kuma udah bantu edit
tulisan ini hehehe.
No.
|
Keterangan
|
Harga
|
Total
|
1.
|
KRL Depok-Gondangdia
|
Rp 3.000
|
Rp3.000
|
2.
|
Gojek Gondangdia-Pasar Senen
|
Rp 8.000
|
Rp 8.000
|
3
|
Kereta Pasar Senen – Lempuyangan
|
Rp 135.000
|
Rp 135.000
|
4.
|
Kereta Lempuyangan- Banyuwangi PP
|
Rp 94.000 x 2
|
Rp 188.000
|
5 .
|
*Penginapan di Banyuwangi PP*
|
Rp 75.000 x 2
|
Rp. 150.000
|
6.
|
Tiket kapal PP
|
Rp 6.500 x 2
|
Rp 13.000
|
7.
|
Bus Banyuwangi-Denpasar PP
|
Rp 50.000 x 2
|
Rp 100.000
|
8.
|
*Penginapan di Bali*
|
Rp 150.000 x 2
|
Rp 300.000
|
9.
|
Makan
|
Rp 10.000x3x8
|
Rp 240.000
|
10.
|
Tiket Pantai Pandawa + GWK
|
Rp 7.000 + Rp 70.000
|
Rp 77.000
|
11
|
*Sewa motor + Bensin*
|
Rp 60.000x2 + Rp 20.000
|
Rp 140.000
|
12
|
Bus Yogyakarta – Semarang
|
Rp 45.000
|
Rp 45.000
|
13
|
Kereta Semarang Poncol – Pasar Senen
|
Rp 120.00
|
Rp 120.000
|
Total
|
Total
|
Rp 1.519.000
|
Catatan: Untuk
Penginapan dan sewa motor jika kalian berpergian bersama kawan-kawan akan lebih
murah.