Wednesday, February 28, 2018

Backpacker Jakarta ke Bali Via Darat 2018.


Hari yang gue tunggu selama 5 tahun 2 bulan masa studi di salah satu kampus ternama Semarang akhirnya datang juga yaitu hari wisuda yang bertepatan pada 3 minggu sebelum keberangkatan ke Bali. Setelah wisuda dan semua urusan kampus terselesaikan, gue memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Depok, Jawa Barat. Pertama kali sampe Depok gue kepikiran “rencana liburan ke Bali bisa direalisasikan ga ya? Sementara kurang lebih 3 minggu sebelum keberangkatan ATM sisa saldo cuma 150rb.” Tetapi gue coba praktekan omongan salah satu sahabat traveller gue Julius Prabowo, menurut dia “Yang penting niat dulu sama mesen tiket dulu, soal duit nanti juga ada.” oke omongan doi emang bener juga dan dengan segala usaha akhirnya gue bisa mengumpulkan uang untuk berlibur ke Bali.
Berkaitan dengan euforia mendapatkan gelar sarjana, gue memutuskan untuk melakukan perjalanan backpacker ke Bali melalui jalur darat. Rencana ini sudah dipersiapkan sebelum menjelang hari wisuda tepatnya pada akhir Januari 2018. Langkah awal yang gue lakuin adalah mesen tiket terlebih dulu untuk keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan -  Banyuwangi Baru 17 Februari 2018 dan memesan penginapan 2 malam di Bali untuk 18-19 Februari 2018. Ohiya, untuk perjalanan ke Banyuwangi Baru dari Lempuyangan, kalian bisa menggunakan kereta Sri Tanjung dengan jadwal keberangkatan pukul 07.00 WIB dan sampai Banyuwangi sekitar pukul 21.00 WIB dengan harga Rp94.000. Selain itu, untuk penginapan kalian bisa memesan di berbagai aplikasi booking hotel seperti traveloka, pegipegi, trivago, dan lain-lain. Untuk harga juga bisa disesuaikan dengan isi kantong, mulai dari Rp75.000/malam – Rp10.000.000/malam, kalo gue milih yang harga Rp150.000/malam dengan fasilitas kolam renang, ac, wifi, dan lokasi yang dekat dengan Tugu Bom Bali.

Day 1, 16 Februari 2018.    
                                                               Image result for stasiun depok baru
(Sumber: aadsweb.wordpress.com)

Gue memulai awal perjalanan pada Jumat malam pukul 19.00 WIB dari rumah. Awal perjalanan gue mesen Gojek dari rumah ke Stasuin Depok Baru dengan ongkos Rp8.000. Sesampainya di Stasiun Depok Baru, Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Depok – Jakarta Kota kurang lebih tiba pukul 19.20 WIB. Saat di KRL, gue memutuskan untuk turun di Stasiun Gondangdia karena jaraknya yang lebih dekat dari Stasiun Pasar Senen. Pukul 20.20 gue tiba di Stasiun Gondangdia dengan ongkos KRL Rp3.000. Sesampainya di Stasiun Gondangdia, gue mutuskan untuk berjalan ke arah KALOG untuk memesan Gojek menuju Stasiun Pasar Senen dengan ongkos GRATIS karena ada promo wkwkwkw (biasanya ongkosnya Rp8.000-Rp6.000).
Ngga begitu lama gue nunggu di Stasiun Pasar Senen karena pukul 21.45 WIB Kereta Bogowonto siap diberangkatkan. Kereta Bogowonto merupakan kereta ekonomi rute Pasar Senen – Lempuyangan dengan harga Rp.220.000. Sebenernya gue rada nyesel harus ngeluarin duit segitu untuk kereta ekonomi. Tapi waktu gue mesen tiket, gue ngga dapet pilihan lagi selain  tiket tersebut, karena tiket Kereta Bogowonto termurah (Rp135.000) untuk tanggal tersebut sudah habis terjual. Tapi tenang buat kalian yang ingin start backpackeran dari Jakarta ke Yogyakarta atau ke Bali, kalian bisa membeli tiket kereta ekonomi dengan harga paling murah Rp.74.000/orang untuk Kereta Bengawan yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 11.20 WIB – Stasiun Lempuyangan Yogyakarta pukul 19.42 WIB (Jika kalian ingin bermalam di Yogyakarta kereta tersebut recommended). 

Day 2, 17 Februari 2018.

Perjalanan yang gue tempuh dari Jakarta ke Yogyakarta kurang lebih memakan waktu 8 jam perjalanan. Sesampainya di Stasiun Lempuyangan pukul 06.00 WIB, gue keluar stasiun dulu untuk santai-santai dan rebaan. Tepat pukul 06.50 WIB, gue langsung sambung Kereta Sri Tanjung yang berangkat pukul 07.00 WIB sampai Stasiun Banyuwangi Baru kurang lebih pukul 21.00 WIB. Dalam hati, ini pengalaman pertama gue 24 jam naik kereta ekonomi. Emang sih ngebosenin banget 24 jam di kereta ekonomi tapi jangan kwatir setidaknya sekarang seluruh kereta ekonomi sudah dilengkapi dengan fasilitas charger dan AC. Ohiya gue saranin kalo kalian naik Kereta Sri Tanjung lebih baik milih kursi di gerbong paling belakang karena lebih banyak kursi kosong dan kalian bisa tidur sambil rebaan.
Pukul 21.00 WIB gue sampe di Stasiun Banyuwangi Baru. Gue kira stasiunya rame ternyata sepi banget tapi gue cuek aja sih hahaha. Setelah sampai di Stasiun Banyuwangi Baru gue mutuskan untuk berjalan ke arah Indomaret yang berada tidak jauh dari stasiun. Setelah dari Indomaret, gue disamperin calo-calo penginapan di sekitar Stasiun Banyuwangi Baru. Mereka menawarkan harga bervariasi mulai Rp 75.000 (kipas angin)/malam – Rp 110.000 (AC)/malam. Berhubung badan rasanya pengen banget rebaan, gue memutuskan untuk menyewa kamar dengan harga Rp 80.000/malam dengan fasitias kipas angin dan kamar mandi dalam.
Catatan: Jangan kwatir sulit mendapatkan penginapan karena sepanjangan jalan dari Stasiun Banyuwangi Baru menuju Indomaret terdekat ada beberapa penginapan murah. Penginepan murah tersebut juga sering dipakai oleh backpacker untuk transit sebelum ke Bali.

Day 3, 18 Februari 2018.

Pukul 07.00 WIB gue udah bangun dan siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Bali. Setelah sarapan dan mandi, pukul 8.30 WIB gue memutuskan untuk mencari bus yang akan menuju ke Denpasar tepatnya ke Terminal Mengwi. Untuk mencari bus ada beberapa alternatif tempat nunggu. Pertama, kalian bisa nunggu di depan Indomaret dekat stasiun. Kedua, kalian bisa nunggu di dalam pelabuhan. Tapi gue sangat TIDAK menyarankan jika kalian mencari bus persis di depan pintu masuk Pelabuhan Ketapang karena akan banyak calo yang memaksa kalian, bahkan gue pernah diusir sama calo pas gue numpang duduk di deket mangkal doi gara-gara gue nolak tawaran calo tersebut. Harga tiket yang ditawarkan oleh calo bervariasi mulai dari Rp 70.000-Rp 130.000 dan harga wajar untuk tiket bus adalah Rp45.000-Rp50.000/orang. Gue sangat menyarankan  kalian buat nyari bus di dalam Perlabuhan Ketapang yang buka 24 jam karena ngga akan ada calo disana. Tiket penyebrangan Pelabuhan Ketapang – Pelabuhan Gilimanuk Rp 6.500/orang.
Gue memilih alternatif nunggu bus yang kedua, yaitu mencari bus di dalam pelabuhan karena gue nunggu di depan Indomaret cukup lama kurang lebih sejam, itupun busnya tidak kunjung datang. Gue masuk kedalam pelabuhan dengan berjalan kaki dari Indomaret ke arah kiri dan setelah jembatan belok kiri (deket atm BNI). Sesampainya di dalam pelabuhan, gue langsung naik kapal yang sedang bersandar. Tidak lama setelah gue naik, kapal tersebut akhirnya berlayar. Berhubung gue belum dapet bus menuju Denpasar. Gue memutuskan untuk mencari bus di parkiran kapal. Supir bus tujuan Semarang – Denpasar itu memberi penawaran tiket seharga Rp.60.000 dengan tujuan langsung ke Kuta. Tanpa pikir panjang gue langsung meng “iyakan” karena diantar langsung ke Kuta dan tidak ke Terminal Mengwi. Perjalanan kapal Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk ditempuh tidak sampai satu jam. Setelah kapal  bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, saya bersama bus tumpangan segera menuju Kuta dengan jarak tempuh kurang lebih 3.5jam. 
Suasana Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
                                             
Awalnya gue senang karena murah sekali bus yang di tumpangin Rp.60.000/orang bisa sampai Kuta langsung. Akan tetapi, bus yang gue tumpangin memakan banyak waktu diperjalanan. Bayangkan saja perkiraan gue pukul 14.30 WITA sudah sampai Kuta dan ternyata baru sampai Kuta pukul 16.30 WITA. Gue diajak muter-muter oleh bus yang gue tumpangin karena mereka harus menurunkan penumpang satu persatu dan itu memakan banyak waktu. Cukup bete sih memang seharian waktu habis hanya di bus, segala rencana yang sudah diagendakan pada tanggal tersebut tidak bisa dijalankan. Namun, gue coba membuat suasana agar liburan ini tetap menyenangkan. Sesampainya di Central Parkir Kuta, gue langsung menemui abang-abang persewaan motor yang sudah dikabarin saat di Banyuwangi. Untuk sewa motor harga yang ditawarkan Rp.60.000/hari dari jam 8 pagi dengan fasilitas jas ujan, helm 2, dan motor bisa diantar ke tempat penginapan.
Setelah urusan sewa menyewa motor selesai, gue segera ke penginapan untuk check-in dan naruh barang kemudian langsung keluar lagi untuk menikmati sunset. Tujuan pertama gue adalah Pantai Double Six. Jika kalian ingin menikmati sunset dengan duduk dibangku-bangku yang ada di sana kalian bisa memesan makanan/minuman agar bisa duduk dan menikmati sunset. Akan tetapi lebih bagus lagi kalo kalian membawa alas sendiri untuk duduk juga bisa menikmati sunset. Setelah menikmati Sunset di Pantai Double Six, gue berkeliling-keliling di Kuta untuk mencari makan dan menikmati suasana kota. 

Pantai Double Six

Nasi Jinggo 
 (Sumber foto: www.perutgendut.com)

Gue punya rekomendasi makanan yang bisa kalian beli, yaitu Nasi Jinggo. Nasi dengan harga Rp5.000/bungkus biasanya dijual pagi hari pukul 06.00 WITA dan malam hari. Nasi Jinggo sendiri sebenernya sama kaya Nasi Kucing di daerah Jawa Tengah/Yogyakarta tetapi porsi yang ditawarkan Nasi Jinggo lebih banyak dan terasa kenyang dibandingkan Nasi Kucingan. Di daerah Banyuwangi tepatnya di depan Indomaret dan depan Stasiun pada pagi dan malam hari biasanya banyak menjual Nasi Jinggo tapi harganya Rp.6-7.000/bungkus. Ohiya untuk rekomendasi Nasi Jinggo yang enak itu ada di samping Pantai Kuta deket Kantor Polisi. Setelah urusan perut selesai, gue memutuskan untuk beristirahat karena besok pagi akan melanjutkan destinasi selanjutnya.

Day 4, 19 Februari 2018

“Bangun pagi ku terus cari Nasi Jinggo!” mungkin itu ungkapan yang tepat memulai aktifitas di pagi hari. Sekitar pukul 07.00 WITA gue udah ke kawasan Pantai Kuta dan mencari Nasi Jinggo. Meskipun di daerah Pantai Kuta sulit menemukan penjual Nasi Jinggo tapi akhirnya gue berhasil menemukan Nasi Jinggo. Berhubung gue nyarinya sampe Pantai Kuta, sangat disayangkan jika ga jalan-jalan di Pantai Kuta. Oke gue memutuskan untuk berjalan-jalan di Pantai Kuta sambil ngeliatin pantai dan ngeliatin bule jogging. Engga kerasa sudah 2 jam gue bengong-bengong di Pantai Kuta. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke penginapan buat makan dan mandi.
Pukul 11.00 WITA perjalanan kembali gue lanjutkan dengan tujuan Pantai Pandawa. Waktu tempuh dari penginapan ke Pantai Pandawa kurang lebih 45 menit dengan motor tapi ngga tau kalo menggunakan mobil mungkin bisa lebih karena sedang ada proyek pembangunan underpass di daerah Bandara Ngurah Rai yang menyebabkan kemacetan cukup panjang. Masuk kawasan Pantai Pandawa kami harus membayar tiket, seinget gue Rp 18.000 untuk 2 orang dan 1 motor.
Sesampainya di Pantai Pandawa gue sedikit norak sih karena emang keren pantainya wkwkwk. Baru tiba disana gue langsung parkirin motor deket tugu Garuda dan bikin video untuk di update. Tidak begitu lama gue nora-nora deket tugu Garuda, gue langsung turun lagi untuk menuju pantainya jaraknya ga terlalu jauh paling 5 menit sampe tapi tetep pake motor yah kalo jalan kaki cape juga.
Setelah utusan parkir memarkir motor selelsai, gue langsung aja cus jalan-jalan di sekitar Pantai Pandawa. Saran buat kalian kalo kalian punya uang lebih mungkin kalian bisa nyewa bangku santai dibawah payung yang biasa dipake berjemur yang banyak disediakan di sekitar Pantai Pandawa dengan harga sewa Rp 50.000 untuk 2 orang, tapi dengan waktu terbatas, kurang lebih 2 jam dan harga tersebut juga belum termasuk makanan. Tapi tenang buat paket irit kalian bisa duduk-duduk di kursi depan warung, meskipun ngga bisa rebaan tapi gapapa lah setidaknya bisa duduk-duduk santai dan ngga ada batas waktu, asalkan kalian beli makanan/minuman. Kalo gue sih milih yang duduk dibangku karena lebih irit wkwkw. Ohiya untuk harga minuman di warung bibir Pantai Pandawa harganya rata-rata Rp. 10.000 kecuali beer lebih mahal. Tapi tenang kalo mau lebih irit lagi kalian bisa bawa alas duduk buat di pantai dan beli makanan minumannya di Indomaret ketika belum memasuki kawasan Pantai Pandawa.

Minuman Rp10.000 di Pantai Pandawa


Deretan bangku santai di Pantai Pandawa.

Daya tarik Pantai Pandawa.

Setelah puas kurang lebih 3 jam main-main di Pantai Pandawa, tepat pukul 15.30 WITA gue melanjutkan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK). Ga jauh ko jaraknya antara Pantai Pandawa dan GWK kurang lebih 15 menit. Untuk tiket GWK Rp.70.000/orang sudah termasuk semua pementasan yang ada disana seperti Balinese Dance, Garuda Wisnu Ballet, Barong Keris Dance, Kecak Garuda Wisnu, dan masih banyak lagi. Berhubung gue dateng sore, gue hanya bisa menyaksikan Kecak Garuda Wisnu. Selain kalian bisa menyaksikan Kecak Garuda Wisnu, kalian juga bisa berfoto-foto di area taman di GWK. Banyak tempat-tempat bagus yang bisa dijadikan objek foto dan banyak taman yang digunakan untuk kita bersantai sambil membaca buku. Ohiya untuk pementasan kecak dimulai pukul 18.30-19.30 WITA. 
Garuda Wisnu Kencana

Tebing di kawasan GWK

Kecak di Garuda Wisnu Kencana.
Setelah seru menyaksikan tari kecak, gue langsung menuju ke pusat oleh-oleh Krisna Oleh-Oleh Bali yang berada searah pulang menuju penginapan di daerah Kuta. Untuk kalian mau beli oleh-oleh disini cukup recommended karena harganya terjangkau. Seperti kaos mulai dari Rp20.000 - Rp50.000, kain Bali seingat gue harganya Rp20.000 - Rp80.000, Pie Susu sekitar Rp18.000 – Rp20.000an, kopi Bali mulai dari Rp9.000 – Rp80.000an, dan oleh-oleh lainnya. Setelah puas muter-muter Krisna Oleh-Oleh Bali, Pukul 21.45 WITA gue kembali ke penginapan dan tidak lupa beli Nasi Jinggo untuk makan malam di penginapan.

Day 5, 20 Februari 2018

Berhubung check-out penginapan pukul 12.00 WITA, pagi harinya gue memutuskan untuk pergi kesalah satu cafe yang bernama Nook di daerah Badung, Bali. Tempat ini cocok untuk kalian yang suka foto ala-ala karena cafe ini menawarkan suasana desa yang dikelilingi oleh sawah dan pernak-pernik cafe berwarna putih. Tidak begitu lama gue berada di Nook karena harus ngejar pengembalian pengembalian motor. Pukul 09.50 WITA gue udah di penginapan lagi untuk packing pulang ke Depok.
Gue Check-out penginapan pukul 12.30 WITA. Perjalanan pulang, gue tetep menggunakan jalur darat tapi tenang untuk perjalanan pulang ada tips dan trik untuk berhemat hehe. Berhubung di daerah Legian sulit mencari kendaraan umum, gue memutuskan untuk memesan Gocar dari Tugu Bom Bali (dekat Sky Garden) ke Terminal Ubung. Jadi gini, buat kalian yang ingin ke Gilimanuk dan Banyuwangi bisa ko lewat Terminal Ubung dan lebih murah. Sebisa mungkin perjalanan pulang kalian jangan lewat Terminal Mengwi. Menurut warga sekitar, jika kita naik bus dari Terminal Mengwi menuju ke Gilimanuk dengan menggunakan bus tujuan Surabaya, Jember, dan lainnya harga tiket bus yang ditawarkan cukup mahal karena mereka langsung mematok harga menuju tujuan akhir. Tetapi untuk kalian yang tujuannya hanya sampai Gilimanuk dan Banyuwangi kalian bisa naik dari Terminal Ubung karena di terminal ini menyediakan angkutan antar kota dan tidak ada antar provinsi seperti di Mengwi. Untuk tiket bus ekonomi yang ditawarkan dari Terminal Ubung ke Gilimanuk cukup murah Rp35.000/orang dan JANGAN BELI DI CALO. Kurang lebih gue nunggu di Terminal ubung 30 menit dan pukul 14.00 WITA bus yang gue tumpangin berangkat menuju Gilimanuk. Ohiya perjalanan dari Terminal Ubung – Gilimanuk kurang lebih menempuh waktu 3.5 jam. 
Bus Terminal Ubung - Pelabuhan Gilimanuk.

Setelah sampe Gilimanuk, gue langsung membeli tiket untuk nyebrang dengan harga yang masih sama. Pukul 18.20 WIB gue udah sampe di Banyuwangi dan langsung berjalan ke arah stasiun. Berhubung Kereta Sri Tanjung – Lempuyangan baru ada besok pagi jam 06.30 WIB, gue memutuskan untuk menginap di Banyuwangi. Niatnya pengen tidur di emperan stasiun tapi berhubung kemarin pas gue berangkat malemnya hujan, gue memutuskan untuk sewa penginapan seharga Rp. 70.000 dengan fasilitas kipas dan kamar mandi luar.

Tips: Setelah kalian memasuki Terminal Ubung kalian akan disambut oleh para calon. Untuk menangani calo-calo tersebut kalian cukup diam saja dan terus jalan ke arah ruang tunggu penumpang. Biasanya kalo ada yang nawarin tiket di ruang tunggu itu adalah kernet bus tp jangan lupa ditanya harganya soalnya untuk bus ekonomi harganya Rp 35.000/orang. Jika masih ragu antara kernet dan calo, kalian bisa langsung naik di dalem busnya dan tunggu ditagihin oleh kernetnya langsung. Tapi jika bosen nunggu di dalam bus dan bisa terhindar dari calo, kalian bisa berjalan kaki ke arah pintu keluar Terminal Ubung lalu menunggu bus tujuan Gilimanuk di depan Hotel Suar Mas. Ohiya untuk bus terakhir tujuan Gilimanuk maksimal berangkat jam 19.00 WITA dari Terminal Ubung.

Day 6, 7, 8, dan 9. 21-24 Februari 2018.

21 Februari 2018 pukul 06.30 WIB, gue sudah di dalam kereta Sri Tanjung lagi menuju ke Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Kali ini perjalanan gue tidak begitu melelahkan dibandingkan perjalanan saat keberangkatan, kalian tau kenapa tidak melelahkan? Karena gue perjalanan kali ini merupakan weekday, jadi kereta yang gue tumpangi sepi, otomatis banyak bangku penumpang yang kosong sehingga gue bisa tidur rebaan dan ga kerasa udah sampe aja di Stasiun Lempuyangan wkwk. Saran gue, jika kalian mesen Sri Tanjung kalian bisa pesen gerbong belakang karena banyak bangku yang kosong. Jika tiket kalian tidak bisa diubah lagi nomer kursinya, kalian bisa liat di aplikasi KAI Access untuk melihat kursi yang kosong.
   Sesampainya gue di Stasiun Lempuyangan sekitar pukul 20.00 WIB, gue langsung dijemput oleh temen gue yang kebetulan tinggal di Yogyakarta. Gue sengaja transit dulu di Yogyakarta karena paginya gue mau langsung naik bus ke Semarang untuk mengurus urusan kampus. Ohiya untuk kalian yang ingin ke Semarang, kalian bisa menggunakan bus dari Terminal Jombor dengan harga Rp45.000/ orang dengan jarak tempuh 3-4 jam dan bisa turun di terminal bayangan Sukun. 22-24 Februari 2018 gue berada di Semarang sekedar nostalgia nikmatin burjo dan ketemu kawan-kawan. 24 Februari 2018 pukul 13.00 WIB, gue melanjutkan perjalanan lagi untuk ke Depok. Gue menggunakan Kereta Tawang Jaya yang recommended buat kalian. Gue bilang kereta itu rekomended karena dengan tiket Rp120.000/orang kalian bisa tidur sambil rebaan di kereta tapi inget pesennya di gerbong belakang yah hehehe. 

Rincian dana perorang backpacker ke Bali 2018.

Sebelum ngerincin dana, gue mau terimakasih dulu buat Hendru dan Nathan yang udah mau menampung gue di Yogyakarta. Terimakasih juga untuk Srie Adimas DP yang udah mau nampung 2 malem di Semarang. Terimakasih juga buat Kuma udah bantu edit tulisan ini hehehe.

No.
Keterangan
Harga
Total
1.
KRL Depok-Gondangdia
Rp 3.000
Rp3.000
2.
Gojek Gondangdia-Pasar Senen
Rp 8.000
Rp 8.000
3
Kereta Pasar Senen – Lempuyangan
Rp 135.000
Rp 135.000
4.
Kereta Lempuyangan- Banyuwangi PP
Rp 94.000 x 2
Rp 188.000
5 .
*Penginapan di Banyuwangi  PP*
Rp 75.000 x 2
Rp. 150.000
6.
Tiket kapal PP
Rp 6.500  x 2
Rp 13.000
7.
Bus Banyuwangi-Denpasar PP
Rp 50.000 x 2
Rp 100.000
8.
*Penginapan di Bali*
Rp 150.000 x 2
Rp 300.000
9.
Makan
Rp 10.000x3x8
Rp 240.000
10.
Tiket Pantai Pandawa + GWK
Rp 7.000 + Rp 70.000
Rp 77.000
11
*Sewa motor + Bensin*
Rp 60.000x2 + Rp 20.000
Rp 140.000
12
Bus Yogyakarta – Semarang
Rp 45.000
Rp 45.000
13
Kereta Semarang Poncol – Pasar Senen
Rp 120.00
Rp 120.000

Total
Total
Rp 1.519.000
Catatan: Untuk Penginapan dan sewa motor jika kalian berpergian bersama kawan-kawan akan lebih murah.